Monday 6 January 2014

Membantah 10 Mitos Tentang Putus Cinta

Sebelum Anda terjebak dalam stereotip yang seakan-akan putus cinta harus diikuti dengan minum minuman keras, makan es krim satu liter, dan mencari pelarian pada seorang pria yang ternyata lebih brengsek dari mantan pacar Anda, lebih baik baca dulu artikel ini.

Mitos 1 : "Butuh waktu setengah dari masa pacaran yang Anda jalani untuk move-on"



Seperti tanggal “kedaluwarsa” pada bungkus makanan, otak kita membutuhkan deadline yang tegas untuk segala sesuatu — terutama ketika Anda baru saja diputuskan dan tenggelam dalam kegalauan. Sayangnya, tidak ada batas waktu maksimal untuk sembuh dari patah hati. Semua itu bisa terjadi lebih cepat dari yang Anda bayangkan, atau malah butuh waktu bertahun-tahun, atau malah (maaf ya…) sama sekali tidak bisa.
Mitos 2: "Jika Anda tidak pernah resmi pacaran, Anda tidak akan sesedih seperti saat Anda resmi berpacaran."

Wanita A berpacaran selama dua bulan dan dia ditinggalkan. Wanita B berhubungan dengan seseorang yang dia sukai tanpa status selama bertahun-tahun, dan kemudian hubungan mereka berakhir. Jadi siapa yang boleh mengurung diri di kamar dan banjir air mata? Jawaban yang tepat: mereka berdua boleh menangis bersama-sama.
Mitos 3 : “Harus cari pacar baru secepat mungkin."

Sebelum ada pria pencuri kesemparan yang memelintir kalimat "Cara tercepat untuk melupakan mantan pacar adalah mencari pacar baru," kami menyakinkan Anda bahwa "Cara tercepat untuk melupakan mantan pacar adalah tidak langsung terjun ke dalam hubungan baru yang tidak terlalu Anda inginkan.” Berhubungan dengan orang baru bisa menjadi hal yang menyegarkan di awal, namun jika dipaksakan pacaran lagi hanya supaya punya pacar baru hanya akan memperburuk keadaan- dan akhirnya Anda malah membandingkan dengan betapa bahagianya Anda sewaktu masih bersama sang mantan.

Mitos 4 : "Satu-satunya cara untuk move-on adalah makan es krim berukuran jumbo dan mabuk-mabukan."

Setelah putus kita mengira kita butuh sesuatu seperti es krim berukuran besar atau malah minuman keras. Tapi bahkan es krim yang lezat pun tidak akan berpengaruh apa-apa jika Anda menggunakannya untuk mengusir kesedihan. Saya adalah seorang manusia biasa dan karena itu saya akui bahwa es krim itu lezat. Tapi es krim bukan obat dan bukan cara untuk move-on.

Mitos 5 : “Saat akan bertemu mantan di suatu acara, berdandanlah secantik mungkin dan jangan sekali-kali menyapa mantan sebelum disapa duluan.”

Meski kesannya Anda akan membuat dia penasaran (atau menyesal?), berbuat seperti ini malah membuat dia merasa nyaman berada dalam hidup Anda, karena dia merasa dia tidak menyakiti Anda, dia tahu bahwa Anda baik-baik saja dan dia lega Anda tidak histeris dan ngamuk.

Banyak nasihat putus cinta yang mengajarkan kita untuk pura-pura “santai” di depan mantan demi membuktikan kepadanya bahwa Anda sudah melupakannya. Anda mungkin merasa seperti "pemenang" saat muncul dengan penampilan yang luar biasa...  tapi saat itu juga Anda akan melihat dia bermesraan dengan seorang wanita dan Anda merasa pedih, dan Anda sadar bahwa Anda sudah kalah, meski dia tidak menyadarinya.

Sembilan dari 10 kasus seperti ini berakhir dengan tidak bahagia. Kalimat "Tunjukkan padanya betapa bahagianya kamu tanpa dia!” adalah sebuah sikap yang ditujukan untuk balas dendam namun berbahaya untuk diri kita sendiri. Menempatkan diri di dekat pria itu saat Anda masih belum melupakannya, bahkan jika Anda bertekad untuk muncul dengan penampilan luar biasa dan senyum  sempurna di bibir, semua itu adalah dorongan yang akan menghancurkan diri sendiri karena Anda melakukan semua hal ini, termasuk berdandan cantik dan berpura-pura bahagia, hanya demi dia. Anda melakukan apapun demi dia - mengira-ngira apa yang akan dia pikirkan jika Anda muncul dan terlihat super cantik. Jangan sampai Anda menekan perasaan hanya untuk bersikap keren dan acuh tak acuh di hadapannya.
Mitos 6 : "Jika yang diputuskan gigih mempertahankan, yang memutuskan akhirnya akan mengalah."

Itu hanya sekadar mitos,  karena dalam kehidupan nyata, kegigihan romantis adalah hal yang tidak layak untuk Anda lakukan. Itu karena “kegigihan” sepihak dalam hal ini terlihat menyedihkan (bahkan ‘mengerikan’ seperti seorang stalker), gempuran SMS sepihak adalah hal yang menjengkelkan, dan berdiri di luar jendela mantan pacar di bawah guyuran hujan adalah tindakan yang bodoh, dingin dan membuat Anda masuk angin!
Mitos 7 : "Anda harus berteman dengannya di media sosial untuk menunjukkan kepadanya betapa santainya Anda."

Lihat Mitos 5, berteman dengannya di Facebook sama seperti menyimpan sebuah masalah. Sangat tidak keren ketika Anda menderita galau akut seminggu penuh setiap Anda melihat sebuah foto yang memperlihatkan sang mantan sedang menikmati tertawa bahagia di pelukan wanita cantik yang tak Anda kenal. Jika Anda meng-unfriend dia, dia mungkin bahkan tidak akan menyadarinya. Jadi percuma saja Anda menulis note panjang mengenai hubungan Anda sebelumnya.

Mitos 8 : “Akan ada penutup dari hubungan Anda."

Putus tidak akan terjadi secara tiba-tiba, dan jangan paksa mantan Anda menyampaikan kalimat perpisahan yang indah. Bicaralah seperlunya saja seperti membahas kaus kaki, atau apa pun. Intinya, jalani saja.

Mitos 9 : "Membicarakan masalah Anda akan membuat Anda merasa lebih baik."

Pasa satu titik, membahas hal yang sama berulang-ulang pada akhirnya akan membuka luka lama yang telah terkubur, bukannya menyembuhkan perasaan pedih Anda. Belum lagi Anda membuat bosan teman Anda ketika Anda mulai menangis atau bicara tentang dia lagi-dia lagi.Mitos 10 : "Jika Anda meninggalkan dia sekarang, gadis berikutnya akan mendapatkan versi dirinya yang lebih baik dari yang sekarang. "
Kita sama-sama tahu dia tidak akan berubah dalam waktu dekat. Jadi, pasangannya berikutnya belum tentu mendapatkan versi dirinya yang lebih baik.

No comments:

Post a Comment